Sabtu, 22 November 2014

Desaku "Bandar Harapan Desa dengan Sejuta Makna"



Bandar Harapan Desa dengan Sejuta Makna

Bandar Harapan, tidak tahu berapa banyak kata, kalimat, paragraf, halaman, bahkan buku untuk mendeskripsikan nama tersebut. Itu adalah nama desa, lebih tepatnya disebut dusun, tempat tinggalku, tempat aku dilahirkan, tempat aku menimba ilmu, merangkai persaudaran, merajut persahabatan, belajar menghargai apa yang ada dan tempat aku kembali kelak ketika aku telah sukses. Desa dengan sejuta makna dalam segala bidang. Keinginan untuk membangun tempat ini sangatlah besar, namun keterbatasan dana dan ilmu, relasi serta keberanian yang menghentikan atau lebih tepatnya menghilangkan harapanku untuk membangun tempat ini. Tetapi sungguh aku sangat berharap dusun ini nantinya dapat menjadi dusun yang maju dipandang, dikenal, dan dihargai di masyarakat luas.
Bandar Harapan, desa atau dusun yang memiliki banyak kekayaan melimpah. Sudah tentu karena Bandar harapan merupakan bagian dari Indonesia, negara kita tercinta. Walaupun hanya titik kecil di peta jika dibandingkan dengan daerah lain, namun disini merupakan daerah pertanian yang sangat menjanjikan, baik untuk tanaman sayuran, pangan, maupun perkebunan. Tanah yang subur, udara yang masih asri, serta lahan yang cukup luas dapat menjadi penunjang untuk berkembangnya pertanian. Para penduduknya rata-rata menanam singkong, padi, jagung, kacang panjang, dan jenis sayuran lainnya. Sedangkan untuk perkebunan para petani menanam karet, kelapa sawit, kakao, dan kelapa. Namun banyaknya tanaman hutan lainnya seperti sengon, jati, jabon, dan lain-lain juga melengkapi kekayaan alam yang ada di dusun ini. Namun untuk tanaman yang paling banyak ditanam di daerah ini yaitu singkong. Alasannya selain karena mudah tumbuh, iklimnya cocok serta tanaman ini mudah dijual ditunjang dengan pabrik singkong yang letaknya tidak jauh, sehingga lebih mudah dalam pendistribusian dan penjualan hasil panen singkong mereka.
Tanaman singkong ini merupakan tanaman musiman. Oleh karena itu, masyarakat mengantisipasi dengan menanam tanaman tahunan seperti karet, kako, dan kelapa sawit. tanaman karet misalnya, walaupun lahan yang mereka miliki tidak cukup luas namun hasil panen getah karet para petani cukup untuk kehidupan sehari-hari dan juga untuk biaya sekolah anak-anak mereka. Beberapa orang juga ada yang menanam kelapa sawit, namun dampaknya bagi daerah sekitar kebun yaitu adalah kekeringan karena sawit merupakan tanaman yang rakus air. Sedangkan untuk kakao, tanaman ini sering dijadikan tanaman pekarangan. Buah kakao yang sudah matang biasanya diambil oleh anak-anak kecil untuk dimakan daging buahnya, kemudian bijinya dikumpulkan untuk kemudian di jual ke pasar.
Berbicara soal pasar, pasar dari desa ini cukup jauh harus menggunakan beberapa kendaraan untuk sampai disana. Para penduduk desa ini biasanya berbelanja ke pasar bandar jaya, yang bisa dikatakan salah satu derah yang cukup maju di Lampung Tengah. Sulitnya akses keluar daerah ini menyebabkan sebagian penduduk lebih senang berada di dalam rumah, menunggu tukang sayur lewat, atau membeli di warung daripada harus keluar untuk ke pasar.
Ketika musim hujan tiba, perbatasan bandar harapan dengan desa sekitarnya adalah sungai. Sehingga ketika hujan mengguyur desa ini, sungai meluap, jembatan terendam banjir sehingga masyarakat sulit keluar dari tempat ini. Jangankan untuk berangkat ke pasar pergi kerja ataupun sekolahpun sulit. Perjalanan keluar daerah harus menaiki perahu, ditambah dengan jalanan yang rusak dan becek, jalan yang belum di aspal. Jangankan berharap di aspal, berharap dikirim batu pun tidak mungkin terealisasi sepertinya.
Masalah akses jalan sepertinya perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah. Tidak akan merugilah pemda maupun pusat memberikan sedikit kucuran dana bagi pembangunan jalan dan jembatan yang lebih baik di desa ini. Desa ini tidak seluas jakarta, masih bisa dijangkau dengan berjalan kaki untuk mengelilingi desa ini. Sepertinya untuk membangun jalan yang tidak terlalu luas ini, tidak akan ada ruginya karena pada akhirnya untuk kesejahtraan masyarakat juga.
Masalah lain yang perlu mendapat perhatian yaitu masalah pendidikan. Tidak adanya sekolah di desa ini menyebabkan para remaja dan anak-anak harus bersekolah keluar desa dengan jarak tempuh yang cukup jauh. Dahulu sewaktu saya kecil, sekitar 15 tahun yang lalu di desa ini masih terdapat sekolah swasta dari TK hingga SMP. Sekolah yang pernah berdiri disini bernaung dibawah Yayasan Pendidikan Pancasila (YPP). Namun ketika saya duduk di bangku SMP, berubah nama menjadi Proklamasi 45. Setelah 3 tahun setelah saya lulus SMP, sekolah ini dibubarkan oleh pemiliknya yang sebabnya tidak dipublikasikan. Dengan bubarnya sekolah ini banyak siswa terlantar dan guru yang kehilangan pekerjaannya, termasuk ibu saya yang saat itu mengajar sebagai guru SD.
Sungguh disayangkan, di nonaktifkannya sekolah di desa ini karena pada dasarnya nama sekolah ini sudak cukup dikenal di Lampung Tengah. Sekolah di desa ini melahirkan para generasi pintar dan berbakat yang sukses di masa depannya. Ada yang menjadi dokter, guru, polisi, pengusaha, hingga petani sukses. Dalam hal kecerdasan anak-anak di desa ini dapat diacungi jempol.
Namun para generasi sukses ini tidak semuanya kembali untuk membangun desanya, sebagian dari mereka pergi membangun daerah lain. Sehingga daerah ini makin terbelakang dan penduduknya makin berkurang. Satu persatu dari mereka pergi meninggalkan desa ini mengadu nasib di kota lain. Ada yang pulang dengan tangan hampa, ada yang tidak pulang karena sudah sukses dan hanya sedikit yang pulang untuk membangun desanya.
Masalah sarana dan prasarana seperti lapangan, masjid, tempat pemakaman, dan puskesmas yang kurang memadai. Bahkan dokter dan bidan pun tidak ada di desa ini. Mereka yang sakit dan ingin berobat pun harus ke desa tetangga. Warung internet pun tidak ada di desa ini. Sehingga pengetahuan dan informasi masyarakat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pun sangat minim. Sarana dan prasarana ini perlu mendapat renovasi. Menurut saya jika ini di renovasi akan lebih baik sehingga masyarakatpun betah dan tidak akan meninggalkan tempat ini, sehingga tempat ini pun akan selalu menjadi tempat yang dirindukan bagi para masyarakatnya. I wish it.
Masyarakat di desa ini rata-rata merupakan transmigrasi dari daerah Jawa Barat sekitar tahun 1980-an. Sehingga rata-rata penduduk di desa ini fasih berbahasa sunda, baik percakapan sehari-hari di rumah maupun antar tetangga. Hanya sedikit masyarakat yang bersuku selain sunda seperti jawa, padang, lampung. Itu pun mereka yang menikah dengan penduduk pribumi desa ini. Namun karena yang tinggal di desa ini kebanyakan adalah usia menengah ke atas maka pemikiran-pemikiran masyarakatnya masih cenderung kolot. Ketatnya peraturan bagi para gadis untuk tidak keluar pada malam hari cukup bermanfaat dalam menjaga keselamatan masyarakat.
Keamanan yang kurang di desa ini menyebabkan daerah ini menjadi rawan perampok, maling, maupun tindak kejahatan lainnya. Tidak dapat dihitung dengan jari lagi para penduduk yang kehilangan barang berharga miliknya karena dirampok, baik itu motor, handphone, uang bahkan keselamatan diri mereka pun harus dipertaruhkan. Para perampok yang berasal dari luar desa tidak segan-segan menghabisi korbannya jika melawan.
Perlunya ada petugas keamanan seperti hansip sangatlah penting di desa ini agar keamanan, keselamatan, dan kenyamanan juga terjaga. Pengaktifan kembali siskamling sebaiknya segera di lakukan menginga sudah beberapa tahun ini siskamling vakum. Ini merupakan PR bagi masyarakat pada umumnya dan para petinggi desa khususnya unuk segera mengambil kebijakan baru bagi keamanan dan kesejahraan masyarakat.
Saya sangat ingin sekali membangun desa ini kembali, membuat desa ini menjadi cahaya di Indonesia. Membangun sarana yang belum ada dan memperbaiki sarana yang telah ada. Di mulai dari hal kecil saya akan membuat desa ini menjadi sesuau yang besar. Saya akan berusaha mencari modal untuk membangun desa. Langkah awal yang elah saya lakukan keika elah lulus sarjana ini yaiu dengan membuka les grais bagi anak-anak di desa ini. Selanjutnya saya mulai mengumpulkan buku-buku unuk membangun perpustakaan agar anak-anak, remaja, dan orang tua mendapatkan banyak ilmu dari membaca. Karena membaca membuka jendela dunia untuk menggali informasi.


3 komentar:

  1. subhanallaah...mudah-mudahan allah senantiasa memberi bimbingan dengan ilmuNya

    BalasHapus
  2. subhanallaah...mudah-mudahan allah senantiasa memberi bimbingan dengan ilmuNya

    BalasHapus